Selasa, 31 Januari 2012
Ikan Napoleon / Napoleon Wrasse
Ikan ini bernama napoleon atau lebih dikenal dengan Napoleon Wrasse. Napoleon Wrasse dalam bahasa latinnya dikenal dengan nama Cheilunus undulatus adalah salah satu ikan karang besar yang hidup di daerah tropis. Panjang ikan ini bisa mencapai 1.5 meter. Dan beberapa ikan bisa mencapai ukuran sampai 180 kg pada usia 50 tahun. Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Para penyelam biasanya menemukan ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang dan biasanya sangat jinak dengan para penyelam. Keunikan lain yang dimiliki ikan napoleon wrasse ini adalah matanya yang mampu melihat hingga sudut pandang 180 derajat.
Orang Australia menyebut ikan ini dengan nama Hump Head Maori Wrasse, yang dibedakan karena bagian mukanya mempunyai guratan-guratan yang menyerupai hiasan muka orang Maori. Guratan-guratan tersebut berwarna krem (kuning susu) yang saling tumpang tindih pada bagian hidung dan pipi, kemudian meluas ke atas badan dan seberang ujung sirip dada. Badannya disepuh dengan warna hijau cerah dan di bagian atas seluruh sirip-siripnya berwarna coklat. Warna pada bagian ekor mengarah kebiru-biruan. Sisik badan sangat besar, di tepiannya digoresi dengan garis vertikal berwarna krem kehitaman. Dua guratan hitam di sekitar matanya mengarah ke belakang dan dua lagi agak miring menghadap ke arah bagian paling atas bibir. Semakin tua ikan ini, benjolan daging di atas matanya semakin membesar.
Napoleon wrasse mempunyai pola reproduksi yang hermaphrodite. Biasanya ikan ini lahir sebagai hewan jantan dan akan berubah menjadi betina saat menjelang dewasa. Sehingga kadang ditemukan dominasi jantan pada satu populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi dominasi populasi betina saat mendekati matang gonad. Ini memang fenomena unik dialam yang merupakan salah satu strategi sebagian besar hewan laut utntuk mempertahankan kehidupan populasi mereka.
Ikan ini biasanya bergerak ke perairan terumbu karang yang dangkal untuk mencari makan. Cara makannya adalah dengan membongkar karang mati dengan gigi besarnya untuk mencari siput dan cacing-cacingan yang terkubur. Mereka gemar sekali makan kerang-kerang yang berukuran besar seperti Triton. Ikan ini sanggup memecahkan cangkang kerang-kerangan tersebut dengan mudah untuk diambil dagingnya. Bunyi gerusan mulutnya ketika makan, sangat menarik bagi para penyelam sehingga diibaratkan seperti sekelompok anak-anak yang sedang memakan kembang gula. Kadang-kadang juga ikan besar ini mengasah giginya pada karang massif (padat) sehingga meninggalkan bekas goresan yang menakjubkan.
Ikan napoleon betina bertelur sepanjang tahun di pinggir atau bagian luar lereng terumbu karang. Proses bertelur ini terjadi dalam kelompok maupun berpasangan. Kegiatan bertelur dalam kelompok sungguh dramatis. Aktivitas itu dimulai dengan berkeliling bersama secara perlahan membentuk suatu kelompok. Saat anggota kelompok bertambah, mereka berenang lebih cepat dan lebih cepat lagi, akhirnya makin rapat membentuk kelompok besar. Pada puncak hiruk-pikuk tadi, seluruh kelompok naik ke arah permukaan laut kemudian secepat kilat berbalik arah dan meninggalkan sebuah massa telur dan sperma di belakang yang segera terbawa oleh arus.
Jika proses bertelur dilakukan secara pasangan, yang jantan menyiapkan tempat bertelur pada seonggok karang atau batu yang menyolok. Dari sini dia menarik perhatian betina yang lewat, yang kira-kira bisa memberi harapan. Caranya, di atas calon pasangan dia bergerak ke atas dan ke bawah dan menggetarkan tubuhnya sembari berenang kembali. Kalau siap menerima pinangannya, si betina akan membalasnya dengan memberi sinyal ke ikan jantan yang meminangnya. Dengan bangga si betina melengkungkan tubuhnya membentuk huruf “S” sembari mempertontonkan perut buncitnya yang berisi telur. Mereka kemudian bertelur dalam suatu gerakan naik turun secara cepat ke permukaan. Proses bertelur ini berlangsung singkat dalam suatu hari, tergantung pada kondisi setempat. Di areal dengan arus pasang surut yang kuat, bertelur terjadi hanya setelah puncak pasang naik, keadaan yang ideal untuk memindahkan telur ke luar terumbu karang.
Sampai saat ini sangat kurang penelitian yang mengungkap pola adaptasi yang bisa dikembangkan oleh ikan yang satu ini yang jelas bahwa sampai saat ini populasi hewan ini sangat kecil dan merupakan salah satu ikan yang sangat dilindungi. Populasi ikan ini biasanya didapatkan pada daerah-daerah yang jauh dari kegiatan pengeboman karena dari beberapa pengalaman para penyelam, mengatakan bahwa ikan napoleon akan sangat jarang ditemukan pada daerah dengan kondisi karang yang sudah rusak akibat pengeboman dan atau daerah yang banyak menggunakan potassium sianida. Ini menggambarkan bahwa keberadaan ikan ini sangat tergantung pada ekosistem yang terjaga.
Jenis dan Karakter Cumi
Memancing cumi memang memiliki keasyikkan tersendiri dibanding dengan yang lain, karena tentunya perlawanan pada saat mancing cumi berbeda dengan mancing ikan. Teknik yang biasa digunakan untuk mancing cumi adalah casting dengan menggunakan capela/udang-udangan atau bisa juga menggunakan umpan alami seperti ikan rinyau, tembang, selar ataupun udang.
Mengenal karakter target yang akan kita pancing, habitat tempat hidup dan kebiasaan makannya adalah mutlak diperlukan jika kita ingin sukses dalam memancing target yang kita cari. Berikut ini sedikit gambaran tentang mancing cumi/sotong.
1. Cumi/Sotong Karang (Semampar)
- Habitat : Dasar laut (paling banyak) dan pertengahan air, kadang-kadang naik ke permukaan untuk berburu ikan atau udang yang menjadi makanannya
- Karakter : Perlawanannya jika terpancing merupakan yang paling kuat diantara jenis yang lain, kadang terus melawan sampai saat akan diangkat dari permukaan air. Umumnya merupakan target utama pemancing cumi mengingat perlawanannya yang tidak gampang menyerah
- Ukuran : Rata-rata yang biasa terpancing berukuran kurang dari 1 kg. Ukuran besarnya bisa mencapai 1.5 – 3 kg lebih tapi biasanya jarang, hanya pada musim-musim atau periode tertentu saja.
- Umpan : Segala jenis umpan alami yang biasa digunakan (udang, ikan kecil dan lain-lain) dan capela/udang – udangan
- Teknik : Dicasting menggunakan umpan alami+tusukan cumi dan biarkan tenggelam sampai dasar lalu tarik pelan-pelan sampai umpan dimakan. Jika menggunakan capela/udang-udangan, paling efektif dengan teknik yang agak interaktif (twitch & dart, single/double/triple stroke dan lain-lain) selain teknik standar/dasar (regular/continue retrieve) .
2. Cumi/Sotong Jarum
- Habitat : Permukaan (paling banyak) dan pertengahan air, jarang terdapat di dasar laut
- Karakter : Dengan ukuran yang sebanding/sama dengan cumi karang perlawanannya hanya kuat saat awalnya saja, setelah itu cenderung pasrah seiring dengan gulungan senar oleh pemancing. Perlawanan baru terasa kuat untuk ukuran panjang badan 20 cm keatas, itupun biasanya saat awal-awal saja. Merupakan umpan yang baik & umum digunakan untuk memancing ikan (dasaran/ngoncer)
- Ukuran : Rata-rata yang biasa terpancing berukuran kurang dari 0.5 kg / panjang kurang dari 30 cm. Untuk ukuran super diatas 30 cm biasanya terdapat di tengah laut dan paling banyak jika sudah masuk musimnya. Ukuran monster dengan berat diatas 3 kg biasanya sudah masuk kategori jenis Humbolt (cumi raksasa), banyak terdapat di perairan luar negeri
- Umpan : Paling efektif dengan menggunakan umpan alami (ikan tembang/selar/platah/rinyau maupun udang) dengan tusukan cumi/stem/baited jig. Beberapa ada juga yang tertarik dan terpancing dengan menggunakan capela/udang-udangan.
- Teknik : Dicasting menggunakan umpan alami+tusukan cumi. Jika menggunakan capela/udang-udangan, biasanya dengan memainkannya di area pertengahan sampai permukaan air, paling efektif dengan menggunakan teknik twitch & dart (zig-zag)
3. Cumi/Sotong Batu (Tempurung)
- Habitat : Dasar laut, kadang naik ke pertengahan & permukaan air untuk mencari umpan tapi jarang sekali.
- Karakter : Dengan ukuran yang sebanding/sama dengan cumi jenis lain perlawanannya termasuk yang paling lemah, hanya berat badannya saja yang membuat tarikannya jadi agak sedikit menghibur. Memiliki tempurung di badan/punggungnya yang keras seperti batu, biasanya tempurung yang sudah kering digunakan sebagai makanan alternatif/protein bagi burung perkutut
- Ukuran : Rata-rata ukuran yang terpancing bisa mencapai berat 1 kg-an termasuk dengan berat tempurungnya. Untuk yang berukuran super 3 kg-an keatas lebih banyak diperoleh dengan cara diselam/tombak oleh nelayan, jarang yang terpancing dengan menggunakan umpan baik alami maupun capela
- Umpan : Dengan umpan alami & capela/udang-udangan
- Teknik : Dicasting menggunakan umpan alami+tusukan cumi dan biarkan tenggelam sampai dasar lalu tarik pelan-pelan sampai umpan dimakan. Jika menggunakan capela/udang-udangan, teknik single/twin/triple stroke lebih efektif untuk memikatnya karena gerakan capela yang turun-naik di dasar laut mengikuti gerakan lamban cumi batu dalam mengejar umpan .
4. Gurita (Octopus)
- Habitat : Biasanya terdapat di dasar laut
- Karakter : Hampir sama dengan cumi batu, hanya berat badannya saja yang membuat tarikan menjadi lebih terasa, perlawanannya hampir tidak ada. Masih lebih baik cumi batu karena masih ada sedikit perlawanan. Merupakan salah satu umpan terbaik untuk mancing dengan teknik dasaran karena dagingnya yang alot. Cukup sulit untuk penanganan setelah terpancing karena tentakelnya yang menjulur kemana-mana dan bisa mencengkeram erat setiap benda yang terpegang
- Ukuran : Rata-rata ukuran yang terpancing bisa mencapai berat 1 kg-an. Untuk yang berukuran super biasanya banyak terdapat di perairan laut dalam
- Umpan : Dengan umpan alami & capela/udang-udangan
- Teknik : Dicasting menggunakan umpan alami+tusukan cumi dan biarkan tenggelam sampai dasar lalu tarik pelan-pelan sampai umpan dimakan. Jika menggunakan capela/udang-udangan, teknik single/twin/triple stroke serta teknik twitch & dart di dasar dengan 3-5 kali retrieve cukup efektif untuk memikatnya.
Sumber : IFT FISHING FORUM.com/Ichang
Ikan Berbahaya Di Laut
Pada dasarnya tidak ada hewan di terumbu karang yang benar-benar mempertimbangkan manusia sebagai mangsa potensialnya kecuali beberapa jenis ikan hiu seperti “Tiger Shark” dan “Bull Shark”. Kejadian atau perjumpaan yang paling buruk dengan kehidupan laut adalah sebagai dampak dari minimnya pengetahuan tentang kehidupan laut seperti prilaku, anatomi dari hewan-hewan tersebut dan cara-cara mempertahankan diri yang pada dasarnya semua bisa dipelajari.
Secara garis besar ada 3 jenis ikan yang sangat membahayakan dilihat dari hewan tersebut menyerang mangsanya atau pun pada saat dikonsumsi dagingnya yaitu, Ikan yang Menggigit, Ikan yang Menyengat dan Ikan yang Beracun bila Dimakan.
1. Ikan-ikan Yang Berpotensi Menggigit
Hanya satu jenis hiu dari tiga jenis yang paling berbahaya yang memasuki daerah penyelaman di terumbu karang, yakni Tiger Shark. Bagi semua penyelam sangat disarankan untuk mengetahui perilaku ikan hiu dan segera menghindar atau keluar dari air kalau ikan tersebut sudah memperlihatkan gejala mengkhawatirkan /mengancam. Semua jenis ikan ini akan menjadi berbahaya jika terancam dengan segala bentuk peralatan pembunuh ikan seperti tombak, alat pancing dan lainnya.
Ikan penggigit lainnya yang juga membahayakan adalah Ikan Barakuda dan Belut Laut. Diperairan yang keruh, objek yang bersinar seperti gelang bisa mengecoh barakuda yang menganggapnya itu sebagai ikan kecil yang kemudian diserang/gigit. Atau alat tembak barakuda yang berkilau akan membuat ikan ini menyerang manusia dengan maksud mempertahankan dirinya.
Gigitan belut laut juga sering terjadi karena ada hal-hal yang mengancam dirinya. Serangan sering kali terjadi pada saat orang memasukan tangannya ke celah batu/sela-sela karang yang didiami oleh belut laut atau karena takut/merasa terancam dengan tombak laut yang dipegang penyelam. Walaupun beberapa jenis belut laut cukup membuat takut penyelam, tetapi kadang kala belut laut tersebut bisa berubah menjadi teman penyelam untuk suatu atraksi bawah laut.
2. Ikan Berbisa
Yang dikategorikan dalam kelompok ini adalah ikan yang memiliki duri yang beracun, diantaranya adalah ikan Scorpion/Lepu dan ikan Baronang.
Ikan Lepu
Salah satu jenis ikan lepu yang paling menakutkan adalah ikan lepu batu. Hampir semua jenis ikan lepu sangat pandai menyamarkan dirinya. Beberapa jenis ikan lepu termasuk lepu batu sangat umum diperairan yang dangkal atau rataan terumbu yang dangkal, dan mereka biasanya bersembunyi diantara bebatuan. Jenis lepu yang menarik seperti lepu ayam atau lepu kupu-kupu sering dijadikan permainan oleh penyelam tetapi tetap tidak menyentuh duri-durinya.
Ikan Baronang
Kelompok ikan baronang juga memiliki duri beracun yang membahayakan yakni duri di bagian sirip punggung dan sirip duburnya. Walaupun duri dari ikan ini tidak sebahaya duri dari ikan lepu tetapi tetap saja menakutkan. Kelompok lain yang memiliki duri berbisa adalah kelompok ikan butana (surgeonfishes) yang mempunyai duri tajam di pangkal sirip ekornya baik itu sepasang atau dua pasang yang durinya dapat digerakkan.
Ikan Pari
Ikan ini memiliki duri tajam yang sangat fatal jika mengenai kita, letak durinya berada di bagian ekor. Kejadian umum yang sering terjadi pada saat orang berjalan dirataan terumbu tanpa menggunakan alas kaki dan menginjak ikan ini tepat di bagian ekornya.
Umumnya ikan-ikan karang memiliki alat pertahanan diri seperti duri-duri tajam, mulut yang keras, gigi yang tajam dan sebagainya. Walaupun tidak semua ikan karang berbahaya tetapi kita tetap harus waspada.
3. Ikan Beracun
Sejumlah ikan karang memiliki racun/toksin yang membuat ikan tersebut tidak enak untuk dikonsumsi. Racun tersebut bisa berasal dari dirinya sendiri atau berasal dari substansi yang dimakan oleh ikan tersebut. Kelompok ikan buntal memiliki racun yang sangat tinggi dibagian kulit dan organ bagian dalam tubuhnya yang sebenarnya racun tersebut sebagai proteksi diri dari predator. Racun tetrodoksin merupakan racun yang paling kuat dan bisa berakibat fatal jika terkena racun ini.
Kemungkinan yang paling membahayakan dari bentuk racun pada ikan adalah ciguatera. Ini adalah racun yang bisa terdapat pada semua ikan, tetapi bisa mencapai konsentrasi yang tinggi pada ikan golongan omnivora yang merupakan struktur rantai makanan tertinggi. Racun ini tidak mengakibatkan apa-apa pada ikan itu sendiri, tetapi dapat menyebabkan sakit yang luar biasa atau bahkan kematian pada manusia atau hewan lainnya.
Racun ini diproduksi oleh dinoflasgelata berukuran kecil yang dinamakan gambierdiscus toxicus yang hidupnya berkoloni pada permukaan batu, dermaga, bangkai kapal ataupun pada alga. Organisme tertelan bersama-sama dengan alga berfilamen oleh ikan herbivora yang kemudian ikan tersebut dimangsa oleh ikan predator. Racun ini terakumulasi pada daging ikan terutama pada hati dan organ-organ reproduksinya.
Di daerah indo-pasifik kakap merah yang berukuran besar (lutjanus bohar) dan belut laut (gymnothorax javanicus) sangat sering mengandung ciguatera dalam dagingnya dan tidak dimakan. Demikian juga dengan ikan-ikan besar dari kerapu, kakap, tuna, barakuda dan ikan trigger sering terserang ciguatera dan harus benar-benar diwaspadai.
jadi disarankan untuk tidak mengkonsumsi ikan-ikan karang yang berukuran sangat besar yang melebihi ukuran umum yang sering ditangkap oleh nelayan setempat. Kabar baiknya buat kita adalah ciguatera tidak terdapat pada ikan-ikan pelagik laut dalam dan pada rantai makanan ikan karang yang hidup di laut relatif dalam.
Sumber : http://www.coremap.or.id/downloads/Ikan_laut_berbahaya.pdf
Senin, 30 Januari 2012
Paus Pembunuh ( Orcinus orca )
Paus Pembunuh atau Orca (Orcinus orca) adalah spesies terbesar dari keluarga lumba-lumba. Spesies ini ditemukan di seluruh samudera, dari kawasan dingin seperti Atlantik dan Antarktika hingga kawasan bersuhu hangat. Orca dapat ditemui di hampir semua lautan di dunia, akan tetapi kebanyakan Orca hidup di daerah dingin dan memiliki ciri khas warna hitam dan putih pada bagian badannya.
Paus Pembunuh merupakan predator puncak di lautan, kebanyakan populasi memakan ikan, sementara populasi lainnya memakan mamalia laut seperti singa laut, anjing laut, walrus hingga paus besar.
Pada 04 oktober 1997 di lepas pantai California Amerika Serikat pun, sekelompok pengamat paus yang sedang di bepergian di pulau farallon telah merekam sebuah kejadian unik tentang paus pembunuh yang menyerang hiu putih dewasa dan kemudian memakan hiu tersebut. pernyataan yang mengatakan bahwa Hiu merupakan predator yang mengendalikan rantai makanan teratas di laut pun dipatahkan karena peristiwa itu.
Orca atau paus pembunuh adalah paus bergigi yang merupakan predator yang efisien, bahkan menyerang paus besar berwarna biru muda. Hanya musuh mereka adalah manusia. Orca tinggal di tempat kecil, erat, polong seumur hidup dan memiliki 1 blowhole. Ikan paus pembunuh milik keluarga lumba-lumba dan lumba-lumba terbesar. Kadang-kadang disebut “serigala laut” karena perilakunya mirip dengan serigala.
Para peneliti telah menemukan fakta bahwa mereka berburu dalam keheningan sebagai upaya menghindari terdengar oleh mangsanya. Paus pembunuh menggunakan ‘siulannya’ untuk berbicara satu sama lain dan sebagai cara menemukan jalan di sekitar mereka. Gema ini juga bertujuan membantu binatang untuk memetakan lingkungan mereka, dan untuk menentukan lokasi pencarian makan berikutnya. Mereka mengorganisir diri menjadi suatu kelompok. Meskipun jarak antarpaus satu dan lainnya sampai satu mil jauhnya, tetapi pada saat mendengar suara keras, maka antarpaus satu dan lainnya saling berdatangan untuk berbagi hasil tangkapan mereka.
Ukuran
Orca dapat tumbuh sekitar 27-33 kaki (8-10 m) panjang, beratnya lebih dari 8,000-12,000 pound (3,600-5,400 kg). Orca jantan lebih besar dari betina. Mereka adalah anggota terbesar dari keluarga lumba-lumba.
Kulit, Bentuk, Dan Sirip
Kulit Orca adalah kebanyakan hitam dengan bercak putih khas. Orcas memiliki tubuh gempal dan kepala bulat dengan paruh khas. Mereka memiliki, tinggi berbentuk sabit (berbentuk sabit) sirip punggung dan besar, sirip dayung-suka. Sirip punggung dari laki-laki lebih tinggi (sampai 6 ft tinggi) dan tegak lebih dari itu dari wanita (yang sirip punggung sampai dengan 4 ft tinggi).
Gigi dan Makanannya
Paus pembunuh adalah pemburu yang efisien yang makan makanan sangat beragam ikan, cumi, hiu, mamalia laut (termasuk ikan paus dan anjing laut), penyu, octopi, dan burung (penguin dan burung camar). Mereka bahkan telah diketahui menyerang ikan paus biru muda dan paus besar lainnya. Mereka memiliki 10-13 pasang besar, saling kerucut, gigi enamel kedua didistribusikan di rahang atas dan bawah (untuk total 20-26 pasangan, sehingga orca memiliki 40-52 gigi).
Gigi kurva ke dalam dan ke belakang – ini membantu orca menangkap mangsanya. Gigi rata-rata sekitar 3 inci (7,6 cm) dan panjang sekitar 1 inci dengan diameter, tetapi beberapa bahkan lebih lama. Anggota polong yang sering bekerja sama dalam berburu. Sebuah orca berukuran rata-rata akan memakan £ 551 (250 kg) makanan sehari.
Habitat
Paus pembunuh hidup di perairan mulai dari tropis ke kutub, dan keduanya perairan pesisir dan laut dalam. Mereka ditemukan di semua samudera di dunia dan sebagian besar lautan. Orca kadang-kadang masuk muara, tetapi tidak pergi jauh dari laut.
ikan terbang ( Exocoetidae )
Exocoetidae atau ikan terbang adalah familia ikan laut yang terdiri atas sekitar 50 spesies yang dikelompokkan dalam 7 hingga 9 genera. Ikan terbang ditemukan di semua samudra utama, terutama di perairan tropis dan subtropis di samudera Atlantik, Pasifik dan Hindia. Ciri utamanya yng paling menonjol adalah sirip dadanya yang besar, memungkinkan ikan ini meluncur terbang secara singkat di udara, di atas permukaan air, untuk lari dari pemangsa. Peluncuran mereka biasanya sejauh sekitar 50 meter, namun mereka dapat menggunakan dorongan pada tepi gelombang hingga dapat mencapai jarak setidaknya 400m.
Ikan terbang sesungguhnya bukanlah hewan terbang, seperti burung, tapi hanya melayang saja. Ikan terbang dengan mudah dapat menempuh jarak hingga 200 meter atau lebih dan dapat mencapai ketinggian yang cukup untuk - secara tidak sengaja - nangkring di dek-dek kapal laut.
Alasan pertama ikan terbang yang memiliki 40 atau lebih spesies ini hingga terbang adalah karena aksi melarikan diri atau menghindar dari para predator laut seperti ikan-ikan mackerel, tuna, swordfish dan marlin. Meski demikian ikan ini juga berhati-hati terhadap ancaman paruh burung-burung di atasnya, di samping ikan ini juga diburu oleh nelayan-nelayan di Jepang dan Barbados untuk santapan.
Mekanisme bagaiman ikan ini bisa terbang juga sederhana saja. Awalnya mereka akan berakselerasi di dalam air hingga mencapai kecepatan 70 km/jam dibantu oleh kepakan ekor mereka. Sekali mereka melompat di atas air, sirip-siripnya akan mengembang dan memanfaatkan angin untuk meraih ketinggian. Adakalanya mereka memukulkan ekornya untuk tetap melompat tinggi dan mengubah arah.
Ikan Gelodok ( Mudskipper )
Dalam bahasa Inggris ikan ini dikenal dengan nama Mudskipper, karena kebiasaannya melompat-lompat di lumpur. Sedangkan nama lain dari ikan ini cukup banyak diantaranya; Gelodok, Belodok, Belodog atau Blodog. Menurut klasifikasi ilmiah, ikan ini termasuk ke dalam anak suku Oxudercinae. Adapun dalam bahasa melayu ikan ini dikenal dengan nama Tembakul, Tempakul, Timpakul atau Belacak. Apapun nama ikan ini, yang pasti ikan ini mempunyai keunikan tersendiri yaitu senang melompat-lompat ke daratan, terutama daerah berlumpur atau berair dangkal disekitar hutan bakau ketika air surut.
Bentuk ikan ini sangat khas. Kedua matanya menonjol di atas kepala seperti mata kodok, wajah yang dempak, dan sirip-sirip punggung yang terkembang menawan. Badannya bulat panjang seperti torpedo, sementara sirip ekornya membulat. Panjang tubuh bervariasi mulai dari beberapa sentimeter hingga mendekati 30 cm. Selain dapat bertahan hidup lama di daratan, ikan gelodok dapat memanjat akar-akar pohon bakau, melompat jauh, dan ‘berjalan’ di atas lumpur. Pangkal sirip dadanya berotot kuat, sehingga sirip ini dapat ditekuk dan berfungsi seperti lengan untuk merayap, merangkak dan melompat.
Daya bertahan di daratan ini didukung pula oleh kemampuannya bernafas melalui kulit tubuhnya dan lapisan selaput lendir di mulut dan kerongkongannya, yang hanya bisa terlaksana dalam keadaan lembab. Oleh sebab itu ikan gelodok setiap beberapa saat perlu mencelupkan diri ke air untuk membasahi tubuhnya. Ikan gelodok Periophthalmus koelreuteri setiap kalinya bisa bertahan sampai 7-8 menit di darat, sebelum masuk lagi ke air. Di samping itu, ikan gelodok juga menyimpan sejumlah air di rongga insangnya yang membesar, yang memungkinkan insang untuk selalu terendam dan berfungsi selagi ikan itu berjalan-jalan di daratan.
Hidup di wilayah pasang surut, gelodok biasa menggali lubang di lumpur yang lunak untuk sarangnya. Lubang ini bisa sangat dalam dan bercabang-cabang, berisi air dan sedikit udara di ruang-ruang tertentu. Ketika air pasang naik, ikan gelodok umumnya bersembunyi di lubang-lubang ini untuk menghindari ikan-ikan pemangsa yang berdatangan. Ikan jantan memiliki semacam alat kopulasi pada kelaminnya. Setelah perkawinan, telur-telur ikan gelodok disimpan dalam lubangnya itu dan dijaga oleh induk betinanya. Telur-telur itu lengket dan melekat pada dinding lumpur. Ikan Gelodok (Periophthalmodon schlosseri) dapat bertelur hingga 70.000 butir.
Ikan Gelodok memangsa aneka hewan,mulai dari ketam binatu (Uca spp.), udang, ikan, kerang, cumi-cumi, sampai ke semut ngangrang dan lalat. Ikan ini juga diduga memakan sedikit tumbuhan. Ketika menjelajah daratan, ikan gelodok juga sering menyerang dan mengusir ikan gelodok yang lainnya, hal ini dilakukan untuk mempertahankan teritorinya. Penyebaran Ikan gelodok hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik Benua Afrika.
Saat ini telah teridentifikasi sebanyak 35 spesies ikan gelodok. Terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmodon. Beberapa spesies contohnya adalah Pseudapocryptes elongatus, Periophthalmus gracilis, Periophthalmus novemradiatus, Periophthalmus barbarus, Periophthalmus argentilineatus dan Periophthalmodon schlosseri. Belum banyak terkuak nilai dari ikan ini. Namun ikan ini termasuk yang paling tahan terhadap kerusakan lingkungan hidup dan dapat tetap hidup dalam kondisi yang “memprihatinkan” sekalipun. Namun di Tiongkok dan Jepang, ikan gelodok menjadi santapan, selain juga digunakan sebagai obat tradisional, terutama sebagai peningkat tenaga lelaki.
(sumber : wikipedia)
Minggu, 29 Januari 2012
Kissing Gourami ( Helostoma temminckii )
Berasal dari Asia Tenggara, meliputi Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia.Pertama kali dideskripsikan berasal dari pulau Jawa. Ikan ini adalah satu-satunya anggota famili Helostomatidae. Habitat yang didiami ikan ini adalah perairan yang mengalir lambat, danau, dataran banjir, rawa-rawa, dan oxbow (danau tapal kuda).
Wilayah perairan yang didiami ikan ini biasanya berarus tenang, dangkal, dan banyak terdapat tanaman air. Bagi sebagian orang Indonesia ikan ini bukanlah sesuatu yang asing lagi. Di negara kita, ikan ini dikenal dengan nama tambakan. Sejak dahulu ikan ini sudah dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan telah diperkenalkan ke beberapa negara untuk dibudidayakan. Kissing gourami juga sering dipancing di alam liar. Salah satu ciri khas dari ikan ini adalah kebiasaannya yang suka mencium. Dari kebiasaannya inilah ikan ini mendapatkan namanya. Biasanya yang dicium oleh ikan ini adalah ikan tambakan lainnya atau benda-benda lain. Sebenarnya ikan ini tidak sedang benar-benar berciuman. Yang mereka lakukan sebenarnya adalah saling beradu mulut. Hal ini dilakukan oleh tambakan jantan untuk menegaskan supremasinya terhadap pejantan lain saat sedang menjaga wilayahnya. Ikan ini juga sering menciumi benda padat untuk menggerogoti makanan yang menempel pada benda tersebut. Ciri khas dari ikan ini sendiri antara lain berbentuk pipih vertikal, sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran hampir sama, serta mulutnya yang memanjang. Terdapat dua varian pada spesies ini, yaitu varian berwarna hijau dan varian yang berwarna putih atau merah muda. Belakangan muncul pula varian yang berukuran lebih kecil dan berukuran membulat seprti balon. Diketahui ikan ini dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 30 cm.
Untuk pemeliharaan berjangka panjang ikan ini membutuhkan akuarium dengan ukuran minimal 150 x 45 x 45 cm. Dekorasi tidaklah terlalu penting, sama halnya dengan masalah ruang terbuka untuk berenang yang harus disediakan . Meskipun begitu, tidak disarankan untuk memelihara ikan dalam akuarium yang banyak tanaman airnya seperti aquascape karena kecenderungan ikan ini suka memakan tanaman air. Akar dan cabang-cabang kayu driftwood sangat cocok sebagai dekorasi untuk ikan ini. Jika anda ingin menambahkan tanaman air, gunakan tanaman yang mengapung di permukaan air atau yang berdaun keras seperti Anubias dan Microsorum. Hindari pergerakan aliran air yang berlebihan pada akuarium. Ikan yang dewasa akan menghasilkan banyak limbah, sehingga dianjurkan mengganti air 30-50 % dari total volume air setiap minggu. Pencahayaan relatif bukan hal yang penting, dapat terang ataupun redup sesuai dengan yang anda inginkan. Secara berkala ikan ini akan ke permukaan air untuk mengambil oksigen dari udara.
Kondisi air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ; pH 6-8 temperatur air 22-28°C. Kissing gourami adalah ikan omnivora yang memakan hampir segala jenis makanan. Di alam liar ikan ini memiliki makanan yang bervariasi, mulai dari lumut, tanaman air, zooplankton, hingga serangga air. Di akuarium ikan ini dapat diberi berbagai jenis makanan, diantaranya pakan serpih, pelet, atau makanan hidup. Setidaknya pakan hidup seperti bloodworm, Tubifex, Artemia, dan jentik-jentik juga diberikan secara teratur. Pada ikan ini terdapat tapis insang (gill raker) yang berfungsi membantunya menyaring plankton dari air. Kissing gourami cocok untuk dipelihara dalam akuarium komunitas bersama ikan berukuran besar lainnya. Ikan ini akan menjadi agresif bila ditempatkan dalam ruang gerak yang terbatas atau dalam akuarium yang sempit. Tankmates yang cocok untuk ikan ini diantaranya rasbora, barb, cichlid, catfish, characins, spiny eel, atau anabantoid lainnya. Ikan ini diketahui tidak suka berteman kecuali saat remaja. Karena itu, bila ingin memeliharanya berkelompok, peliharalah sejak mereka kecil.
Ikan Belanak ( Valamugil seheli )
Belanak (Valamugil seheli; familia Mugilidae) adalah sejenis ikan laut tropis dan subtropis yang bentuknya hampir menyerupai bandeng. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai blue-spot mullet atau blue-tail mullet.
Daerah penyebaran
Belanak tersebar di perairan tropis dan subtropis (FAO, 1974 dalam Adrim et al., 1988), juga ditemukan di air payau dan kadang-kadang di air tawar (Iversen, 1976). Di kawasan Pasifik belanak ditemukan di Fiji, Samoa, New Caledonia dan Australia. Sedangkan di Asia, banyak ditemukan di Indonesia, India, Filipina, Malaysia dan Srilangka.
Ciri umum
Ikan belanak secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng. Sirip punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah. Sirip dubur berwarna putih kotor terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal daripada bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di dasar/organisme yang terbenam dalam lumpur (kriswantoro dan Sunyoto, 1986). Ciri lain dari ikan belanak yaitu mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada beberapa spesies tidak ditemukan sama sekali.Tips merawat alat pancing
Zona Ikan Kita - Merawat alat-alat pancing adalah kegiatan yang sangat vital bagi para mancing mania, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan performance alat-alat pancing agar selalu prima, serta agar peralatan tersebut tetap awet, apalagi bila anda menggunakan peralatan bermerk yang harganya cukup mahal. Meskipun saat ini sebagian besar peralatan pancing mengandung bahan steel yang anti karat namun bila tak terawat tetap saja akan mudah rusak dan berkarat.
Kegiatan perawatan alat pancing ini menjadi kesenangan tersendiri bagi para hobies mancing, dengan sering melakukan perawatan termasuk bongkar pasang maka anda akan sangat mengenali dan memahami secara mendetail cara kerja dan fungsi masing-masing bagian dari alat pancing tersebut.
Berikut beberapa eberapa tips yang dapat anda lakukan untuk memelihara alat-alat pancing, yaitu:
1. Pencucian Peralatan pancing
Alat yang habis dipergunakan sebaiknya dicuci dengan air biasa, jangan di masukkan ke air atau di rendam, hal ini dapat mengakibatkan peralatan mudah rusak utamanya reel pada bagian Ball Bearingnya, yang lain bagian yang bisa berputar akan tidak lancar.
Bersihkan peralatan dari kotoran seperti pasir, lumpur dan zat-zat korosif seperti air laut yang dapat merusak kinerja mekanik mesin Reel Pancing. Kotoran seperti pasir dapat menghambat kinerja bearing ball sehingga dapat membuat kerusakan fatal yaitu rotasi putaran menjadi macet atau tidak bekerja dengan baik.
Khusus spool dan benang PE , atau braid lebih baik bila menggunakan air hangat. Cara terbaik yakni semua benang PE , atau Braid yang selesai anda pakai, pindahkan atau gulung ke penggulung lainnya. ini juga akan membuat kita lebih mudah untuk membersihkan spool terlebih lagi bila anda jarang membuka benang hingga habis.
2. penjemuran
Setelah di cuci, maka selanjutnya adalah mengeringkan dengan cara digantung. Pengeringan sebaiknya dilakukan ditempat yang tidak terkena terik matahari langsung, sebab akan mempercepat kerusakan alat tersebut. Bercak-bercak yang timbul setelah kering menandakan pencucian yang dilakukan kurang bersih.
3. Reel atau joran yang selesai dicuci dan kering perlu disemprot menggunakan cairan kimia WD 40. Setelah itu dibersihkan kembali dengan kain yang halus sampai benar-benar bersih.
4. pemberian pelumas
tak ada ketentuan pasti kapan harus memberikan pelumas pada alat-alat anda, yang pasti dilakukan secara rutin saat pelumas mulai hilang.
Dengan melakukan perawatan yang benar maka peralatan pancing anda akan selalu dalam permorma yang ideal, sehingga hobbi mancing anda akan memberikan kepuasan.
Sumber : InfoPetualang.blogspot.com
Three-lined Pencilfish ( Nannostomus trifasciatus )
Nannostomus trifasciatus atau yang dikenal dengan Three-line pencilfish merupakan ikan air tawar yang tersebar di sungai Amazon mulai dari Colombia, Peru dan Guyana. Three-line pencilfish adalah ikan kecil yang panjangnya hanya mencapai 6 cm, dan mempunyai pola warna yang terang sepanjang hari dan sepanjang malam. Selama siang hari, tiga garis hitam membujur disepanjang tubuhnya dan pada malam hari garis tersebut menghilang dan tiga spot gelap yang besar muncul pada sisi ikan dari punggung ke perutnya, kemungkinan hal ini dilakukan untuk bersembunyi dari ikan predator nocturnal. Berdasarkan penelitian, perubahan warna ini disebabkan oleh aktifitas hormon Melatonin pada pigmen sel terhadap perbedaan kondisi.
TAKSONOMI
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Characiformes |
Family | Lebiasinidae |
genus | Nannostomus |
Species | Nannostomus trifasciatus |
Umumnya Nannostomus trifasciatus Jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sedikit lebih ramping dibanding betina, selain itu ikan jantan bersifat teritorial untuk wilayah yang kecil. N.trifasciatus bersifat omnivora dan banyak menghabiskan waktu di permukaan air, dengan makanan utama adalah serangga, namun terkadang juga memakan alga. Proses reproduksi secara eksternal, dan bertelur dapat dilakukan sepanjang hari. Telur bersifat lengket dan biasanya diletakkan di daun tanaman atau berserakan di air.
Sekali bertelur menghasilkan 30 – 70 telur, dan akan menetas 18 – 72 jam kemudian tergantung suhu air. Anak ikan yang baru menetas tidak dijaga oleh sang induk. N.trifasciatus aktif sepanjang hari dan istirahat di malam hari pada permukaan air. Dialam bebas ikan ini diketahui juga bermigrasi dari sungai ke hutan basah selama musim hujan. Kondisi lingkungan habitat ikan ini adalah air dengan pH 6 – 7 dan suhu 24 – 280C.
Dalam aquarium, N.trifasciatus sangat susah dibedain secara fisik sama spesies N.marginatus, namun N.trifasciatus berukuran lebih besar.
Sabtu, 28 Januari 2012
Tips memilih lokasi memancing di lautan
Zona Ikan Kita - Saat ini kegiatan memancing semakin digemari orang, khususnya petualangan memancing di laut lepas. Memancing di lautan memiliki tantangan dan keasyikan tersendiri, dan ini bisa menjadi pengalaman yang luar biasa dalam hidup anda. Agar perjanalan anda pergi memancing di laut benar-benar dapat memuaskan, berikut beberapa tips untuk memilih lokasi pemancingan yang tepat.
1. Amati burung atau benda yang tampak di permukaan laut.
Jika diatas permukaan laut tampak kumpulan burung, seperti burung camar atau elang, maka kemungkinan besar banyak ikan kecil yang tampak di permukaan laut. Hal ini bisa menjadi indikasi adanya ikan yang lebih besar dibawah permukaan. Kayu-kayu terapung juga bisa menjadi tanda adanya ikan besar di lokasi tersebut.
2. Ikan lumba-lumba dan gerombolan tuna
Jika anda menargetkan untuk memancing tuna, perhatikan lumba-lumba, bila anda melihat adanya lumba-lumba maka kemungkinan besar terdapat ikan tuna yang tak jauh dari lokasi tersebut.
3. Ikan di sekitar terumbu karang.
Lokasi yang banyak terdapat terumbu karang hampir dipastikan akan terdapat ikan yang banyak pula, apalagi disekitar terumbu karang banyak ikan besar.
Tips diatas adalah fenomena atau tanda tanda alam yang sering dijadikan oleh para nelayan dalam mencari lokasi mengail ikan di laut.
Jumat, 27 Januari 2012
African Brown Knife Fish ( Xenomystus nigri )
African Brown Knife Fish (Xenomystus nigri) atau African Knife Fish merupakan ikan yang berasal dari afrika dan ditemukan di sungai-sungai seperti sungai Kongo, Nil dan beberapa sungai yang menyebar di Kamerun, Liberia, Togo dan beberapa wilayah lain. Ikan ini bersifat nocturnal dan dapat tumbuh hingga 30 cm.
Secara fisik, ikan ini bertubuh tipis dan memanjang sehingga menyerupai pisau dan mempunyai sirip dada yang menyatu dengan sirip anal dan memanjang dari bawah insang sampai tubuh belakang bagian akhir (ekor). Xenomystus nigri tidak mempunyai sirip punggung,serta memiliki mata keemasan dan mulut yang cukup lebar.
TAKSONOMI
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Osteoglossiformes |
Family | Notopteridae |
genus | Xenomystus |
Species | Xenomystus nigri |
Breeding belum bisa dilakukan secara skala aquarium namun diketahui bahwa betina akan meletakkan sekitar 150 – 200 telur tiap diameter 2 mm dilubang atau celah, dan jantan akan menjaga telur sampai menetas yakni sekitar 6 – 9 hari.
Venustus Hap
Venustus Hap atau Girrafe Hap (Nimbochromis venustus) ialah golongan Haplochromine Cichlid dan merupakan ikan asli Danau Malawi di Afrika. Ikan ini berwarna kuning dengan pola noda coklat menyerupai jerapah. Jantan umumnya memiliki kepala berwarna biru dengan spot kuning di kepala dan sirip punggung, sedangkan betina umumnya kurang berwarna atau cenderung keperakan dengan pola noda gelap.
TAKSONOMI
Kingdom | Animalia |
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Perciformes |
Family | Cichlidae |
genus | Nimbochromis |
Species | Nimbochromis venustus |
Venustus Hap pejantan akan berwarna menyolok saat siap bereproduksi, sama seperti cichlid lainnya betina akan menaruh telur mereka di bebatuan dan mengijinkan pejantan untuk membuahinya. Telur yang sudah dibuahi akan dibawa oleh induk betina dengan menaruhnya di dalam mulutnya. Telur yang dibawa bisa mencapai 120 buah dan akan berada di dalam mulut induk selama 3 minggu sebelum dilepaskan anak – anak ikan untuk bebas berenang. Betina tidak akan makan selama periode mengerami ini, dan akan memuntahkan telurnya saat dia merasa terancam. Anak ikan memiliki mulut yang cukup besar untuk diberi makan udang dan makanan lainnya.
Memilih Jenis Joran Pancing
Joran atau rod adalah komponen penting bagi seorang hobies mancing, dan bila anda sudah berpengalaman tentunya tak sulit untuk menentukan jenis joran yang sesuai dengan kebutuhan anda, akan tetapi bagi seorang pemula yang baru saja menekuni kegiatan ini tentu masih diliputi kebingungan saat memilih jenis joran yang hendak dibeli, berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli joran.
1. lokasi tempat anda ingin memancing.
Apakah Anda menyukai memancing di lautan lepas atau laut dalam? Di danau atau kolam, hal ini akan sangat menentukan tujuan anda ingin memancing jenis ikan apa. Tentunya harus disesuaikan antara Joran yang akan anda beli dengan lokasi atau tempat pemancingan kesukaan anda.
Jika anda ingin memancing di laut dalam tentunya anda membutuhkan joran yang kuat, ikan laut seperti tuna, barakuda ataupun hiu jauh lebih kuat dan berat dibanding ikan air tawar.
2. Jenis Bahan Joran
Umumnya joran pancing terbuat dari bahan grafit dan fiberglass, Kedua bahan ini kuat dan ringan. Dan tahan terhadap korosi atau karat, serta tidak mudah rapuh.
Bahan dari grafit tak terlalu fleksibel namun lebih kuat dibandingkan dengan bahan fiber dan relative masih cukup ringan.
Joran yang terbuat dari bahan fiberglass jauh lebih fleksibel daripada grafit , ini akan sangat menguntungkan bila kita menghadapi perlawanan ikan yang cukup kuat untuk jangka waktu yang lebih lama tanpa merasa lelah.
Dibandingkan dengan bahan garfit, fiberglass masih kalah awet dan tahan lama.
3. Lakukan survey.
Ada baiknya anda membuat survey kepada orang-orang yang anda kenal cukup paham akan jenis dan merek joran, pengalamn yang mereka miliki penting untuk menjadi rujukan anda dalam memutuskan jenis joran yang akan anda beli.
Cara Mancing Kepiting
Zona Ikan Kita - Bagi sebagian orang kegemaran memancing kepiting adalah suatu hal yang asing. Tapi tahukah teman-teman ternyata memancing kepiting ini tidak kalah jauh asiknya dengan memancing ikan. Walaupun hasil yang didapat hanya sebatas hewan kecil berkaki delapan yang berjalan menyamping namun sensasinya tak kalah nikmat dengan memancing ikan.
Berikut tips dan trik yang mungkin berguna untuk teman-teman yang ingin memancing kepiting.
Umpan
Umpan yang sering digunakan untuk memancing kepiting di empang adalah belut atau ikan kecil. Umpan tersebut harus dipotong dengan ukuran 2 - 3 cm.
Line (kenur)
Tak jauh berbeda dengan memancing ikan, dalam memancing kepiting line yang digunakan adalah senar dengan ukuran yang tak terlalu tebal. Namun, untuk penghematan teman-teman juga dapat menggunakan tali.
Joran
Joran sederhana yang terbuat dari bambu dapat digunakan untuk memancing kepiting. Panjangnya sekitar 1,5 - 2 meter.
Kail
Teman-teman dapat menggunakan kail yang sama untuk memancing ikan dengan ukuran yang sangat kecil.
Karakter Memakan Umpan
Karakter makan kepiting berbeda dengan ikan, umpan hanya dicapit lalu diambil dikit demi sedikit dengan capit satunya untuk dimakan. Ketika senar terasa dimakan tariklah dengan perlahan karena kalau tidak kail akan terlepas dari mulut kepiting.
Sumber : http://anakkail.blogspot.com
Cara Memancing Belut Sawah
Zona Ikan Kita - Mungkin teman-teman yang dulunya pernah tinggal di daerah pedesaan dengan keindahan sawahnya tentu pernah atau lihat orang memancing belut di sawah. Mau tahu tips memancing belut seperti apa, berikut penjelasannya.
1. Pembuatan Pancingan
Carilah senar pancing berbahan senar monofilamen (monofilament line). Senar ini adalah senar pancing yang menggunakan serat tunggal atau mono. Senar pancing ini merupakan senar yang paling murah yang dijual di pasaran. Carilah ukuran yang sedang, jangan terlalu besar atau terlalu kecil.
Memilin Senar |
• Pertama potong senar pancing kira-kira panjangnya 3 meter.
• Lalu kita pilin-pilin senar dengan cara memulai dari titik tengah 1.5 meter. Biasanya orang-orang menggunakan bantuan paha kaki untuk alas memilinnya. Hati-hati bagi yang punya rambut paha panjang bisa menimbulkan kesakitan yang luar biasa akibat ikut terpilinnya rambut anda.
Mata Kail dari Ban Bekas
Setelah memilin senar, langkah selanjutnya adalah mengaitkan senar dengan mata kail. Nah, berbicara tentang mata kail, biar lebih hemat, mata kail dapat teman-teman peroleh dari ban bekas.
• Lalu pilih bagian kawat yang tidak karatan kemudian potong kawat tersebut seukuran kira-kira 4 cm.
Setelah memilin senar, langkah selanjutnya adalah mengaitkan senar dengan mata kail. Nah, berbicara tentang mata kail, biar lebih hemat, mata kail dapat teman-teman peroleh dari ban bekas.
• Pertama sayat bagian pinggir dari ban bekas tersebut lalu keluarkan kawat yang ada di dalam ban bekas tersebut.
• Pilih bagian kawat yang tidak karatan kemudian potong kawat tersebut seukuran kira-kira 4 cm.
• Asah/raut kawat tersebut sehingga runcing di ujung trus bengkokan sehingga menjadi mata kail
• Asah/raut kawat tersebut sehingga runcing di ujung trus bengkokan sehingga menjadi mata kail
Setelah, mata kail terbentuk, selanjutkan memasuki proses pengasahan. Hal itu dapat dilakukan dengan mengasahnya pada alat asah.
• Setelah itu masukan senar pancing yang telah kita buat kedalam mata kail tersebut
• Langkah selanjutnya, masukan senar pancing yang telah kita buat kedalam mata kail tersebut. Selesailah proses pembuatan pancingan.
Mengasah Mata Kai |
2. Umpan Pancing.
Umpan memancing belut yang paling sering digunakan adalah cacing tanah, katak atau keong yang sudah di ambil dagingnya. Bagi yang jijik, ya apa boleh buat berarti anda belum bisa memancing belut hari ini.
Daun pisangnya yang berwarna coklat yah. |
• Cacing Tanah
Anda dapat mencarinya di kebun-kebun belakang rumah, untuk mempermudah mendapatkan cacing berikut adalah lamgkah-langkah yang mungkin dapat ditiru.
Pertama, pilih tanah yang gembur dan ada gundukan kecil. Biasanya dibawah gundukan tersebut merupakan rumah cacing tanah. Kemudian cangkul tanah dengan menggunakan pacul, nanti akan terlihat cacing tanahnya. Segera ambil kalau tidak mereka dengan cepatnya akan masuk kembali keterowongan rumahnya.
Terakhir adalah tempat untuk menaruh cacing tersebut, anda dapat menggunakan daun pisang yang sudah tua (warna coklat) untuk tempat cacing tanahnya.
Jika Anda tidak tahan dengan bau cacing, Anda dapat memberikan sedikit bawang putih yang ditumbuk kemudian dicampur ama cacingnya (kayak buat dimakan aja ya..)
Katak Sawah |
• Katak Kecil
Untuk mendapatkan katak kecil, Anda harus pergi ke sawah, karena disana biasanya banyak terdapat katak. Kemudian tangkap katak sebanyak-banyaknya lalu masukan ke kantong kresek/plastik.
3. Lokasi Pemancingan
• Pastikan bahwa sawah yang akan Anda pancing masih ada airnya. karena biasanya lokasi yang dipilih adalah sawah yang baru 1-2 bulan ditanami. Dapat juga sawah yang baru ditanami bibit padi tapi hasil pancingan berupa belut yang kecil-kecil (seukuran kelingking orang dewasa) atau kalau mau lebih dari dua bulan ditanami padi, memang bisa mendapatkan belut sampai sukuran jempol kaki, namun bisanya lebih susah, karena air sudah langka.
Sawah usia 1-2 bulan Tanam, Tempat Ideal Memancing Belut |
• Carilah lubang di saluran air pinggir sawah (pematang). Biasanya terdapat belut seukuran kelingking sampai jari telunjuk orang dewasa. Disana biasanyarumah si belut. Perhatikan jangan memancing di lubang sebesar lebih dari jempol kaki karena biasanya bukan belut yang didapat tapi ular sawah.
4. Cara Memancing
• Dari lubang yang telah ditemukan, masukan mata kail yang sudah diberi umpan katak/cacing tanah tersebut. Masukkan secara pelan dan perlahan.
• Setelah kail masuk kedalam lubang lalu putar-putar senar pancingnya secara pelan-pelan tujuannya agar masuk kedalam lubang secara sempurna. (dikit demi sedkit rasakan kenikmatan, biarkan agak dalam masuknya)
• Lalu. naik turunkan senar pancingnya untuk memancing belut keluar. naik dan turunkan senar tersebut.
• Perhatikan tanda-tanda bahwa belut sudah bereaksi dengan kehadiran umpan tersebut. Biasanya ditandai dengan keluarnya kotoran lumpur bercampur air. Itu tanda-tanda si belut sudah akan menyambar si umpan.
• Ketika umpan disambar tentunya senar pancing akan menjadi tegang. Biarkan umpan kita dibawa kedalam lubang sambil ditahan senarnya.
• Setelah dirasa cukup segera tarik senar secara perlahan, angan ditarik dengan kuat. pelan-pelan nikmati perlawanan belutnya. Bagian ini adalah bagian yang paling asyik dan menegangkan buat si pemancing.
• Setelah kepala belut keliatan dipermukaan bisa anda tarik senar pancing anda dan bantinglah si belut ke pematang sawah tujuannya agar si belut pingsan supaya bisa kita mudah ambilnya.
• Setelah kail masuk kedalam lubang lalu putar-putar senar pancingnya secara pelan-pelan tujuannya agar masuk kedalam lubang secara sempurna. (dikit demi sedkit rasakan kenikmatan, biarkan agak dalam masuknya)
• Lalu. naik turunkan senar pancingnya untuk memancing belut keluar. naik dan turunkan senar tersebut.
• Perhatikan tanda-tanda bahwa belut sudah bereaksi dengan kehadiran umpan tersebut. Biasanya ditandai dengan keluarnya kotoran lumpur bercampur air. Itu tanda-tanda si belut sudah akan menyambar si umpan.
• Ketika umpan disambar tentunya senar pancing akan menjadi tegang. Biarkan umpan kita dibawa kedalam lubang sambil ditahan senarnya.
• Setelah dirasa cukup segera tarik senar secara perlahan, angan ditarik dengan kuat. pelan-pelan nikmati perlawanan belutnya. Bagian ini adalah bagian yang paling asyik dan menegangkan buat si pemancing.
• Setelah kepala belut keliatan dipermukaan bisa anda tarik senar pancing anda dan bantinglah si belut ke pematang sawah tujuannya agar si belut pingsan supaya bisa kita mudah ambilnya.
• Untuk yang sudah master, dapat dipakai cara seperti ini. Jika belut sudah keluar dari lubang dan terlihat kepalanya segera jepit kepalanya dengan menggunakan jempol dan telunjuk. Setelah itu tarik belutnya.
• ikat si belut dengan menggunakan tali rafia atau pelepah batang pisang yang sudah di suwir – suwir.
Sumber : Kaskus.us/670398 oleh Terazana & http://anakkail.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)