Subscribe:

Pages

Tampilkan postingan dengan label Wisata Air. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Air. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Februari 2012

Danau Rawa Pening


Zona Ikan Kita - Danau ini terletak di Kabupaten Semarang, Jateng dan menempati beberapa wilayah kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening memiliki luas 2.670 hektar dan berada di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.


Banyak versi yang menceritakan terjadinya Rawa Pening, Tetapi menurut sebagian besar cerita Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinthing. Seorang anak kecil yang tubuhnya dipenuhi luka dan berbau amis, sehingga dia selalu dicaci maki dan tidak diterima kehadirannya oleh masyarakat desa tersebut kecuali oleh seorang nenek tua yang bersedia menerima dan menyayanginya seperti anaknya sendiri.

Karena seringnya menjadi bahan olok-olokan warga akhirnya Baru Klinthing menancapkan lidi dan bersumpah tidak ada yang bisa mencabutnya kecuali dia sendiri. Seluruh warga di desa tersebut tidak ada yang sanggup mencabutnya bahkan orang dewasa sekalipun, akhirnya Baru Klinthing sendiri yang mencabut lidi yang ditancapkannya. Tapi sebelumnya dia sudah memberitahu kepada nenek yang telah merawatnya untuk pergi, keluarlah air yang tidak henti-hentinya dari bekas lubang yang ditancapkan lidi tadi dan menenggelamkan seluruh desa dan tidak ada warga yang selamat kecuali nenek tua tadi. Dan jadilah Rawa Pening yang kita kenal sekarang.


Daya tarik yang ada di Rawa Pening antara lain : Wisata Tirta, dengan perahu tradisional, Penghasil enceng gondok sebagai bahan kerajinan, area pemancingan alam, Sumber mata pencaharian nelayan dan petani ikan, Obyek fotografi yang sangat mempesona.

Keindahan alam yang mempesona menjadikan Rawa Pening sebagai obyek wisata yang patut dikunjungi. Selain airnya yang masih bening dan sejuk di Rawa Pening juga terdapat taman reksreasi yang indah dan cocok untuk rekreasi keluarga. Rawa Pening memiliki beberapa area wisata seperti Tlogo, Lopait, Bukit Cinta, Muncul dan Asinan.

Untuk menikmati keindahannya anda bisa datang di pagi hari, karena Rawa Pening menawarkan pemandangan alam yang sangat luar biasa. Bagi anda yang hobi dengan fotografi, keindahan Rawa Pening di pagi hari saat sunrise menjadi sumber inspirasi untuk foto-foto yang luar biasa. Bahkan karena asyiknya hunting foto anda bisa lupa waktu kalau hari sudah menjelang siang.


Untuk urusan makan, di daerah wisata Rawa Pening banyak terdapat restoran yang sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti kolam renang, gardu pandang dan tempat bermain anak. Pada umumnya kedai dan rumah makan tradisional menyediakan menu ikan gurami bakar.Bagi anda yang ingin beristirahat, disekitar Rawa Pening banyak terdapat villa, losmen, wisma, bungalow, pesanggrahan dan hotel. Bahkan beberapa di antara hotel-hotel itu sudah memiliki fasilitas untuk berbagai keperluan seperti konvensi, seminar, rapat, lokakarya dan penataran.


Danau ini mengalami pendangkalan yang pesat. Pernah menjadi tempat mencari ikan, kini hampir seluruh permukaan rawa ini tertutup eceng gondok. Gulma ini juga sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu. Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi.
Bahkan menurut pemerintah baru-baru ini, Rawa Pening kini masuk 15 danau di Indonesia yang menjadi prioritas untuk ditangani karena sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan.Danau lain yang masuk prioritas penanganan antara lain adalah Danau Toba, Maninjau, dan Limboto.

(berbagai sumber)

Danau Pinai


Zona Ikan Kita - Kabupaten Paniai, Papua memiliki sebuah danau yang sangat indah. Danau Paniai namanya, keindahan panorama danau paniai ini telah diakui oleh 157 negara peserta Konferensi Danau se-Dunia di India pada tanggal 30 Nopember 2007 lalu. Selain terkenal dengan kawasan wisatanya, kabupaten Paniai juga memiliki potensi alam berupa tambang emas, hasil hutan, wisata alam dan budaya. Itulah yang menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Enarotali dan waghete Kabupaten Paniai.


Danau Paniai memiliki luas 14.500 Ha , dan berada pada ketinggian 7.500 meter di atas permukaan laut  kondisi alam sekitar danau sampai sekarang masih alami, selain itu disekitar danau tersimpan nilai-nilai seni budaya masyarakat setempat yaitu seni budaya Suku Mee dan Suku Moni. Suasana yang asri, panorama yang memukau dan air danau yang biru adalah daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung kesana, karena memang sebagian besar topografi Kabupaten Paniai berada di wilayah pegunungan dan perbukitan yang berhawa sejuk .

Sebenarnya di kabupaten Paniai masih ada lagi danau yang tidak kalah indahnya yaitu danau tage dan danau tigi. Ketiga danau tersebut, danau paniai, danau Tage dan danau Tigi ditemukan pertama kali oleh seorang pilot berkebangsaan Belanda pada tahun 1938 yang bernama Wissel Meeren. Pada saat itu, Wissel terbang melintasi pegunungan Pulau Irian dan melihat tiga danau yang memiliki pemandangan yang indah. Karena terpesona dengan keindahannya, Wissel memutuskan untuk mendarat dan menikmati eksotisme ketiga danau tersebut dari dekat. Bahkan, pada masa kolonial Belanda, nama Wissel Meeren lebih populer ketimbang Paniai. Wissel Meeren berasal dari bahasa Belanda yang memiliki arti danau-danau Wissel.


Danau Paniai menyimpan aneka jenis ikan air tawar dan udang. Ikan nila (oreochromis niloticus), ikan mujair (oreochromis mossambicus), ikan mas/ikan karper (cyprinus carpio), ikan sembilan hitam, dan ikan belut (synbranchus) adalah di antara jenis ikan yang dapat dijumpai di danau ini. Sedangkan ikan pelangi (rainbow/melanotaenia ayamaruensis) merupakan biota Danau Paniai yang sering dicari oleh para nelayan dan hobiis ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi.

Bila beruntung, di Danau Paniai wisatawan dapat melihat udang endemik Papua yang kini sudah mulai langka, yaitu udang selingkuh (cherax albertisii). Dinamakan demikian karena udang tersebut memiliki capit/jepit besar seperti halnya kepiting. Sampai saat ini, setiap orang yang berkunjung ke Tanah Papua, terutama ke Kota Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, senantiasa mencari udang selingkuh sebagai menu untuk bersantap.

Berkunjung ke Danau Paniai ini tentunya kurang lengkap bila belum mendatangi perkampungan Suku Mee dan Suku Moni, dua suku besar disekitar danau tersebut yang menghuni dataran tinggi Paniai. Selain melihat rumah adat yang disebut honai dan keseharian mereka dari dekat, bila beruntung Anda akan disuguhkan atraksi kesenian dan memperoleh suvenir khas dua suku tersebut sebagai oleh-oleh.


Untuk menuju  ke  Danau Paniai, anda dapat memulai perjalanan dari Kota Enarotali, Ibu Kota Kabupaten Paniai. Dari Kota Enarotali, tersedia dua jalur menuju kawasan Danau Paniai. Pertama, menggunakan jalur darat dengan menyewa bus yang dapat diandalkan untuk melintasi medan jalan yang terjal dan berkelok-kelok. Kedua, mengambil jalur udara dengan menumpang pesawat jenis Cessna yang bisa mendarat di wilayah dataran tinggi dengan karakteristik landasan dari tanah.

Di kawasan Danau Paniai tersedia berbagai fasilitas, seperti pos jaga, pemandu wisata, dan pondok wisata. Persewaan perahu, persewaan peralatan memancing, dan  warung-warung kecil juga tersedia di sini. Wisatawan yang ingin menginap, dapat menyewa rumah-rumah penduduk yang terdapat di sekitar danau eksotis ini atau berkemah di berbagai lokasi di kawasan tersebut. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin memperoleh akomodasi yang lumayan lengkap, disarankan ke Kota Enarotali. Di ibu kota Kabupaten Paniai ini, ditemukan toko, pasar, rumah makan, rumah ibadah, kios wartel, serta hotel dan wisma dengan berbagai tipe.

(sumber wikipedia/indotim.net)

Danau Tirta Gangga


Zona Ikan Kita - Danau Tirta Gangga adalah tujuan wisata alternatif bagi warga setempat. Hari libur maupun akhir pekan, danau ini ramai dikunjungi warga setempat untuk menikmati panorama alam danau, dan berbagai sarana hiburan. Alam kehijauan yang ada di sekitar danau membuat mata kembali segar dan Anda akan merasakan kesegaran udara yang masih tergolong asli.


Danau Tirta Gangga berada di Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, Lampung atau sekitar 60 kilometer dari Kota Gunung Sugih dengan melalui jalan hotmix. Selain memiliki panorama alam yang indah, di lokasi objek wisata Danau Tirta Gangga juga terdapat sebuah patung Bima yang sedang bertarung dengan Naga Nemburnawa (lakon Dewa Ruci dalam perwayangan).


Dikisahkan sang Bima diperintahkan oleh Guru Dorna untuk mencari Tirta Prawita Adi. Di akhir kisah, setelah mengalahkan sang naga, Bima malah bertemu dengan Dewa Ruci dan mengetahui bahwa Tirta Prawita Adi sebenarnya tidak ada dan perintah Dorna tersebut hanya merupakan siasat licik untuk menyingkirkan Bima.
Danau Tirta Gangga, terletak di Kecamatan Seputih Banyak. Dari ibukota Kabupaten Gunung Sugih, Danau Tirta Gangga dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit, jika menggunakan kendaraan pribadi. Sedangkan dari jalur lintas timur, danau ini terletak kurang lebih 5 km.


Objek wisata ini menawarkan panggung di tengah danau, Perahu Kano, Perahu Bebek dan Pemandangan danau berlatar belakang Patung Dewa Krisna. Potensi pengembangan untuk lokasi pariwisata ini adalah; pembuatan sarana hiburan, rumah makan dan agen perjalanan.

(Berbagai Sumber)